Konstruksi
kayu ini merupakan bagian dari konstruksi bangunan gedung.
Sambungan
dan hubungan kayu merupakan pengetahuan dasar mengenai
konstruksi
kayu yang sangat membantu dalam penggambaran konstruksi
sambungan
dan hubungan kayu atau bagaimana pemberian tanda (paring)
saat
melaksanakan praktik pembuatan sambungan dan hubungan kayu sesuai
Sambungan dan Hubungan Konstruksi Kayu
Kita
bedakan antara hubungan kayu dan sambungan kayu. Yang dimaksud
dengan
sambungan kayu adalah dua batang kayu atau lebih yang disambungsambung
sehingga
menjadi satu batang kayu panjang atau mendatar maupun
tegak
lurus dalam satu bidang datar atau bidang dua dimensi.
Sedangkan
yang disebut dengan hubungan kayu yaitu dua batang kayu atau
lebih
yang dihubung-hubungkan menjadi satu benda atau satu bagian
konstruksi
dalam satu bidang (dua dimensi) maupun dalam satu ruang
berdimensi
tiga.
Dalam
menyusun suatu konstruksi kayu pada umumnya terdiri dari dua batang
atau
lebih masing-masing dihubungkan menjadi satu bagian hingga kokoh.
Untuk
memenuhi syarat kekokohan ini maka sambungan dan hubunganhubungan
kayu harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.
a.
Sambungan harus sederhana dan kuat. Harus dihindari takikan besar dan
dalam
karena dapat mengakibatkan kelemahan kayu dan diperlukan
batang-batang
kayu berukuran besar, sehingga dapat merupakan
pemborosan.
b.
Harus memperhatikan sifat-sifat kayu, terutama sifat menyusut,
mengembang,
dan tarikan.
c.
Bentuk sambungan dari hubungan konstruksi kayu harus tahan terhadap
gaya-gaya
yang bekerja.
Hubungan
kayu dibagi dalam 3 kelompok ialah:
a.
Sambungan kayu arah memanjang
b.
Hubungan kayu yang arah seratnya berlainan (menyudut)
c.
Sambungan kayu arah melebar (sambungan papan)
Sambungan
memanjang digunakan untuk menyambung balok tembok,
gording,
dan sebagainya. Hubungan kayu banyak digunakan pada hubunganhubungan
pintu,
jendela, kuda-kuda dan sebagainya. Sedangkan sambungan
melebar
digunakan untuk bibir lantai, dinding atau atap.
264
Menggambar Sambungan Kayu Arah Memanjang Mendatar
Sambungan
memanjang ini terdiri dari sambungan mendatar dan tegak lurus.
a.
Sambungan bibir lurus
b.
Sambungan bibir lurus berkait
c.
Sambungan bibir miring
d.
Sambungan bibir miring berkait
e.
Sambungan memanjang balok kunci
f.
Sambungan memanjang kunci jepit
g. Sambungan tegak lurus
Sambungan Bibir Lurus Berkait
Sambungan
kait lurus ini digunakan bila akan ada gaya tarik yang timbul. Gaya
tarik
diterima oleh bidang kait tegak sebesar:
L x 1/5 t x d Tk
d Tk =
tegangan tekan yang diizinkan pada kayu/serat kayu dan oleh bidang
geser
mendatar sebesar 1/5 t x 1 ¼ t x d gs
d gs =
tegangan geser yang diizinkan pada kayu
L = lebar kayu balok
Sambungan Bibir Miring
Sambungan
bibir miring digunakan untuk menyambung gording pada jarak
2,5–3,50
m dipikul oleh kuda-kuda. Sambungan ini tidak boleh disambung
tepat
di atas kuda-kuda karena gording sudah diperlemah oleh takikan pada
kuda-kuda
dan tepat di atas kaki kuda-kuda gording menerima momen negatif
yang
dapat merusak sambungan. Jadi sambungan harus ditempatkan pada
peralihan
momen positif ke momen negatif sebesar = Q. Maka penempatan
sambungan pada jarak 1/7–1/9 dari kuda-kuda
Sambungan Bibir Miring Berkait
Sambungan
ini seperti pada sambungan bibir miring yang diterapkan pada
gording
yang terletak 5–10 cm dari kaki kuda-kuda yang berjarak antara
2.50–3,50
m. Gaya tarik yang mungkin timbul diterima oleh bidang geser
saja
sebesar:
a x b x d gs
d gs =
tegangan geser yang diizinkan pada kayu
a =
bidang kait
b = panjang bidang geser
Sambungan Memanjang Balok Kunci
Sambungan
balok kunci ini digunakan pada konstruksi kuda-kuda untuk
menyambung
kaki kuda-kuda maupun balok tarik. Kedua ujung balok yang
disambung
harus saling mendesak rata. Dalam perhitungan kekokohan
bantuan
baut tidak diperhitungkan.
Ketahanan
tarik dihitung sebagai berikut.
a. Daya
tahan tarik pada penampang bagian batang yang ditakik yaitu:
(T–a) x
L x d tr
d tr =
tegangan tarik yang diizinkan pada kayu
Untuk
kayu jati d tr = 100 kg/cm2
b. Daya
tahan tekan dari kait sebesar:
a x L x
d tk
Untuk
kayu jati d tk = 100 kg/cm2
c. Daya
tahan geser dari kait sebesar:
h x L x
d gs
Untuk
kayu jati d gs = 20 kg/cm2
Dari
ketiga hasil daya tahan tersebut di atas yang diambil yang terkecil ialah
daya
tahan batang tarik.
Pengaruh
baut-baut tidak dihitung, hanya untuk menjepit. Pada umumnya
panjang
kunci 100 cm dan panjang takikan 25 cm, dalam takikan 2 cm. Jika
tepat
pada kedua ujung batang dihubungkan dengan sebuah tiang kuda-kuda
(makelar),
memerlukan lubang untuk pen yang berguna untuk penjagaan
menyimpangnya
batang. Bila terdapat lubang untuk pen maka disitulah bagian
tarik terlemah.
Sambungan Memanjang Balok Kunci Jepit
Dengan
adanya gaya-gaya, momen yang terjadi akibat adanya sambungan
kunci
hanya satu sisi tersebut, maka kita perlu untuk menetralkan momenmomen
sekunder
tersebut dengan membuat sambungan kunci rangkap yaitu
di
kanan dan kiri balok yang akan disambung. Hal ini dinamakan sambungan
balok jepit.
Menggambar Sambungan Kayu Arah Memanjang Tegak
Sambungan
ini biasa digunakan untuk menyambung tiang-tiang yang tinggi
dimana
dalam perdagangan sukar didapatkan persediaan kayu-kayu dengan
ukuran
yang diinginkan. Untuk itu perlu membuat sambungan-sambungan tiang,
hal ini yang disebut sambungan
tegak lurus.
Menggambar Hubungan Kayu
Hubungan
kayu merupakan dua buah kayu yang saling bertemu secara sikusiku,
sudut
pertemuan atau persilangan. Hubungan kedua kayu tersebut selain
dapat
dilakukan dengan takikan ½ kayu dapat pula menggunakan hubungan
pen dan
lubang. Pen dibuat 1/3 tebal kayu dan lubang
pen lebarnya dibuat ½
tebal
kayu yang disambungkan. Untuk memperkuat hubungan kayu tersebut
biasanya menggunakan penguat
paku atan pen dari kayu.
Menggambar Sambungan Kayu Arah Melebar
Untuk
papan-papan yang akan dipergunakan sebagai lantai atau dinding
bangunan,
disambung terlebih dahulu agar lantai maupun dinding kayu dapat
rapat
dan kelihatan bersih. Akan tetapi sebelum membuat sambungan
hendaknya
perlu diperhatikan dahulu sisi mana yang akan disambung.
Adapun
teknik penyambungannya bermacam-macam ada dengan perekat,
paku,
alur, dan lidah dengan profil. Dengan paku sambungan akan lebih rapat
walaupun
terjadi susut pada papan tersebut. Bila dengan sambungan bentuk
lain
khawatir ada penyusutan sehingga dinding akan kelihatan jelek, maka
dibuat
lat atau profil untuk mengelabui, di samping untuk faktor keindahan dalam
pemasangan.
Konstruksi Kuda-Kuda Baja
Kuda-kuda
baja dengan bentang kecil sampai kuda-kuda bentang besar dapat
dilaksanakan.
Berbeda dengan bahan kayu jika sudah bentang besar
mengalami
kesulitan.
Bentuk
kuda-kuda baja yang banyak dipakai antara lain:
–
Kuda-kuda jerman
–
Kuda-kuda inggris dengan diagonal tarik
–
Kuda-kuda inggris dengan diagonal tekan
–
Kuda-kuda belgia
–
Kuda-kuda poloncean rangkap
–
Kuda-kuda poloncean majemuk
–
Kuda-kuda poloncean tunggal
–
Kuda-kuda berpetak
–
Kuda-kuda gergaji
–
Kuda-kuda level
Perkuatan-perkuatan
yang dipakai pada setiap pertemuan antara batangbatang
rangka
kuda-kuda, biasanya:
– baut
——————— kurang kaku
– paku
keling —————cukup kaku
– las
————————— kaku sekali
Penggunaan
paku keling dan baut harus memenuhi syarat-syarat:
– Jarak
minimum antara as paku keling dan as paku keling 3d
– Jarak
minimum antara as baut dengan as baut senesar 31/2d
– Jarak
maksimum antara as ke as (paku keling dan baut ) 7 d
– Jarak
dari ujung profil ke as paku keling/baut minimum 11/2d
– d
adalah garis tengah (paku keling/baut bagian ulir dalam)
–
Setiap pertemuan antara profil dengan profil minimum 2 buah paku keling
atau
baut dan maksimum setiap satu baris 5 buah
279
Jika
menggunakan las sebagai penguat suatu konstruksi, pada pertemuan
las
harus memenuhi syarat:
– Jika
tebal las = a
– Panjang
las minimum 40 mm atau 5–10 a
–
Panjang las maksimum 40 a
– Tebal
las maksimum diambil sama dengan tebal prodil yang disambung
dan
yang paling tipis
Cara menggambar
Dalam
menggambar konstruksi baja perlu mendapatkan perhatian tentang
garis
sistem yaitu:
1.
Garis sistim profil yang mempunyai bentuk profil yang simetris dipakai
garis
beratnya
2.
Garis sistem untuk profil yang tidak simetris, ada dua cara yaitu apabila
baut
dan paku keling yang dipakai.
– Garis
sistemnya dibuat pada garis berat profil
– Garis
sistemnya dibuat tepat pada garis berat paku keling/baut
Pada
gambar konstruksi baja bentuk-bentuk penguatnya digambarkan dengan
simbol-simbol
sesuai dengan diameter penguat yang dipakai. Apabila
penguatnya dari las biasanya
dengan kode arsiran dan diberi keterangan las.
Menggambar Konstruksi Penutup Atap
Atap
merupakan perlindungan terhadap ruangan yang ada di bawahnya, yaitu
terhadap
panas, hujan, angin, binatang buas, dan keamanan lainnya.
Bentuk
dan macamnya tergantung dari pada sejarah peradabannya serta
perkembangan
segi arsitekturnya maupun teknologinya.
Besarnya
kemiringan atap tergantung pada bahan yang dipakai. Misalnya:
–
Genteng biasa miring 30–35°
–
Genteng istimewa miring 25–30°
– Sirap
miring 25–40°
–
Alang-alang atau umbia miring 40°
– Seng
miring 20–25°
– Semen
asbes gelombang miring 15– 25°
– Beton
miring 1–2°
– Kaca
miring 10–20°
Adapun
syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh bahan penutup atap adalah:
– rapat
air serta padat
–
letaknya mantap tak mudah tergiling-guling
– tahan
lama (awet)
– bobot
ringan
– tidak mudah terbakar
JURAI
Pada
atap perisai, pertemuan antara bidang atap yang merupakan garis miring
menyudut
disebut jurai (bubungan miring).
Pertemuan
dari kedua bidang yang menjorok ke dalam disebut dengan jurai
dalam atau
jurai talang.
Apabila
kita melihat suatu gambar tampak atas dari suatu rencana atap, maka
panjang
jurai luar ataupun dalam belum merupakan suatu garis atau panjang
yang
sebenarnya disini sangat penting sekali untuk memesan kayu yang
diperlukan
untuk jurai tersebut.
Untuk
mencari panjang sebenarnya dari balok jurai pada prinsipnya digunakan
dengan cara rebahan ataupun
putaran seperti dalam pelajaran “ilmu proyeksi“.
JURAI DALAM
Jurai
dalam keadaannya berlawanan dengan jurai luar. Pada jurai luar air
mengalir
dari jurainya (meninggalkan) tetapi pada jurai dalam air justru mengalir
ke
jurainya. Untuk itulah pada jurai dalam harus dipasangi talang. Konstruksi
jurai
dalam prinsipnya sama dengan jurai luar.
Pemasangan
balok diagonal (balok pincang) agak sulit sebab untuk mendapat
tumpuan
kedua ujung balok pincang tidak mudah, jalan satu-satunya
disunatkan/dihubungkan
dengan balok atap yang terdekat. Sedang untuk
menghindari
kesulitan pertemuan antara kuda-kuda dan bagian bawah balok
jurai
dalam, maka letak kuda-kuda digeser 20–25 cm dari sudut tembok.
Pada
jurai dalam bobot penutup atap menekan gording-gording serta berusaha
untuk
memisahkan, maka disini perlu tumpuan untuk mencegah hal tersebut.
Pada
ujung gording dibuatkan pen pendek 1–1,5 cm setebal gording dan
lebarnya
½ lebar gording, kedua sisi samping jurai dibuat takikan berbentuk
jajaran
genjang, pen menyesuaikan bentuk ini.
Diatas
balok jurai dalam dipasang papan tebal 2 cm untuk alas seng yang
pada
kedua sisinya dibatasi reng. Seng biasa digunakan ialah jenis BWG 32.
Papan
talang dapat dipasang pada titik usuk atau rata ataupun di atas usuk
ataupun di atas usuk tanpa
takik.
Menggambar Konstruksi Talang Horizontal
Yang
perlu mendapatkan perhatian dalam pembuatan talang horizontal adalah
banyaknya
air yang dapat ditampung sementara sebelum dialirkan kesaluran
melalui
talang vertikal.
Kalau
terjadi tidak dapat menampung volume air akan mengakibatkan
pelimpahan air ke dalam
bangunan.
1.
Sambungan merupakan dua buah kayu yang disambung hingga menjadi
panjang
atau bertambah lebar.
2.
Hubungan merupakan dua buah kayu yang dihubungkan satu sama lain hingga
membentuk
satu benda atau bagian konstruksi dalam satu bidang dua dimensi
ataupun
satu ruang tiga dimensi.
3.
Secara garis besar sambungan dan hubungan konstruksi kayu dikelompokkan:
a.
Sambungan arah memanjang
b.
Sambungan arah melebar
c.
Hubungan menyudut
4.
Setiap jenis sambungan atau hubungan konstruksi kayu penempatannya
disesuaikan
dengan fungsi dan sifat konstruksinya ditinjau dari gaya ataupun
momen yang mempengaruhinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar