Daniel Tampubolon

Rabu, 24 Oktober 2012


KONSTRUKSI ATAP

Konstruksi kayu ini merupakan bagian dari konstruksi bangunan gedung.
Sambungan dan hubungan kayu merupakan pengetahuan dasar mengenai
konstruksi kayu yang sangat membantu dalam penggambaran konstruksi
sambungan dan hubungan kayu atau bagaimana pemberian tanda (paring)
saat melaksanakan praktik pembuatan sambungan dan hubungan kayu sesuai
dengan aturan yang berlaku.
Sambungan dan Hubungan Konstruksi Kayu
Kita bedakan antara hubungan kayu dan sambungan kayu. Yang dimaksud
dengan sambungan kayu adalah dua batang kayu atau lebih yang disambungsambung
sehingga menjadi satu batang kayu panjang atau mendatar maupun
tegak lurus dalam satu bidang datar atau bidang dua dimensi.
Sedangkan yang disebut dengan hubungan kayu yaitu dua batang kayu atau
lebih yang dihubung-hubungkan menjadi satu benda atau satu bagian
konstruksi dalam satu bidang (dua dimensi) maupun dalam satu ruang
berdimensi tiga.
Dalam menyusun suatu konstruksi kayu pada umumnya terdiri dari dua batang
atau lebih masing-masing dihubungkan menjadi satu bagian hingga kokoh.
Untuk memenuhi syarat kekokohan ini maka sambungan dan hubunganhubungan
kayu harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.
a. Sambungan harus sederhana dan kuat. Harus dihindari takikan besar dan
dalam karena dapat mengakibatkan kelemahan kayu dan diperlukan
batang-batang kayu berukuran besar, sehingga dapat merupakan
pemborosan.
b. Harus memperhatikan sifat-sifat kayu, terutama sifat menyusut,
mengembang, dan tarikan.
c. Bentuk sambungan dari hubungan konstruksi kayu harus tahan terhadap
gaya-gaya yang bekerja.
Hubungan kayu dibagi dalam 3 kelompok ialah:
a. Sambungan kayu arah memanjang
b. Hubungan kayu yang arah seratnya berlainan (menyudut)
c. Sambungan kayu arah melebar (sambungan papan)
Sambungan memanjang digunakan untuk menyambung balok tembok,
gording, dan sebagainya. Hubungan kayu banyak digunakan pada hubunganhubungan
pintu, jendela, kuda-kuda dan sebagainya. Sedangkan sambungan
melebar digunakan untuk bibir lantai, dinding atau atap.
264
Menggambar Sambungan Kayu Arah Memanjang Mendatar
Sambungan memanjang ini terdiri dari sambungan mendatar dan tegak lurus.
a. Sambungan bibir lurus
b. Sambungan bibir lurus berkait
c. Sambungan bibir miring
d. Sambungan bibir miring berkait
e. Sambungan memanjang balok kunci
f. Sambungan memanjang kunci jepit
g. Sambungan tegak lurus
Sambungan Bibir Lurus Berkait
Sambungan kait lurus ini digunakan bila akan ada gaya tarik yang timbul. Gaya
tarik diterima oleh bidang kait tegak sebesar:
L x 1/5 t x d Tk
d Tk = tegangan tekan yang diizinkan pada kayu/serat kayu dan oleh bidang
geser mendatar sebesar 1/5 t x 1 ¼ t x d gs
d gs = tegangan geser yang diizinkan pada kayu
L = lebar kayu balok
Sambungan Bibir Miring
Sambungan bibir miring digunakan untuk menyambung gording pada jarak
2,5–3,50 m dipikul oleh kuda-kuda. Sambungan ini tidak boleh disambung
tepat di atas kuda-kuda karena gording sudah diperlemah oleh takikan pada
kuda-kuda dan tepat di atas kaki kuda-kuda gording menerima momen negatif
yang dapat merusak sambungan. Jadi sambungan harus ditempatkan pada
peralihan momen positif ke momen negatif sebesar = Q. Maka penempatan
sambungan pada jarak 1/71/9 dari kuda-kuda
Sambungan Bibir Miring Berkait
Sambungan ini seperti pada sambungan bibir miring yang diterapkan pada
gording yang terletak 5–10 cm dari kaki kuda-kuda yang berjarak antara
2.50–3,50 m. Gaya tarik yang mungkin timbul diterima oleh bidang geser
saja sebesar:
a x b x d gs
d gs = tegangan geser yang diizinkan pada kayu
a = bidang kait
b = panjang bidang geser
Sambungan Memanjang Balok Kunci
Sambungan balok kunci ini digunakan pada konstruksi kuda-kuda untuk
menyambung kaki kuda-kuda maupun balok tarik. Kedua ujung balok yang
disambung harus saling mendesak rata. Dalam perhitungan kekokohan
bantuan baut tidak diperhitungkan.


Ketahanan tarik dihitung sebagai berikut.
a. Daya tahan tarik pada penampang bagian batang yang ditakik yaitu:
(T–a) x L x d tr
d tr = tegangan tarik yang diizinkan pada kayu
Untuk kayu jati d tr = 100 kg/cm2
b. Daya tahan tekan dari kait sebesar:
a x L x d tk
Untuk kayu jati d tk = 100 kg/cm2
c. Daya tahan geser dari kait sebesar:
h x L x d gs
Untuk kayu jati d gs = 20 kg/cm2
Dari ketiga hasil daya tahan tersebut di atas yang diambil yang terkecil ialah
daya tahan batang tarik.
Pengaruh baut-baut tidak dihitung, hanya untuk menjepit. Pada umumnya
panjang kunci 100 cm dan panjang takikan 25 cm, dalam takikan 2 cm. Jika
tepat pada kedua ujung batang dihubungkan dengan sebuah tiang kuda-kuda
(makelar), memerlukan lubang untuk pen yang berguna untuk penjagaan
menyimpangnya batang. Bila terdapat lubang untuk pen maka disitulah bagian
tarik terlemah.
Sambungan Memanjang Balok Kunci Jepit
Dengan adanya gaya-gaya, momen yang terjadi akibat adanya sambungan
kunci hanya satu sisi tersebut, maka kita perlu untuk menetralkan momenmomen
sekunder tersebut dengan membuat sambungan kunci rangkap yaitu
di kanan dan kiri balok yang akan disambung. Hal ini dinamakan sambungan
balok jepit.
Menggambar Sambungan Kayu Arah Memanjang Tegak
Sambungan ini biasa digunakan untuk menyambung tiang-tiang yang tinggi
dimana dalam perdagangan sukar didapatkan persediaan kayu-kayu dengan
ukuran yang diinginkan. Untuk itu perlu membuat sambungan-sambungan tiang,
hal ini yang disebut sambungan tegak lurus.
Menggambar Hubungan Kayu
Hubungan kayu merupakan dua buah kayu yang saling bertemu secara sikusiku,
sudut pertemuan atau persilangan. Hubungan kedua kayu tersebut selain
dapat dilakukan dengan takikan ½ kayu dapat pula menggunakan hubungan
pen dan lubang. Pen dibuat 1/3 tebal kayu dan lubang pen lebarnya dibuat ½
tebal kayu yang disambungkan. Untuk memperkuat hubungan kayu tersebut
biasanya menggunakan penguat paku atan pen dari kayu.
Menggambar Sambungan Kayu Arah Melebar
Untuk papan-papan yang akan dipergunakan sebagai lantai atau dinding
bangunan, disambung terlebih dahulu agar lantai maupun dinding kayu dapat
rapat dan kelihatan bersih. Akan tetapi sebelum membuat sambungan
hendaknya perlu diperhatikan dahulu sisi mana yang akan disambung.
Adapun teknik penyambungannya bermacam-macam ada dengan perekat,
paku, alur, dan lidah dengan profil. Dengan paku sambungan akan lebih rapat
walaupun terjadi susut pada papan tersebut. Bila dengan sambungan bentuk
lain khawatir ada penyusutan sehingga dinding akan kelihatan jelek, maka
dibuat lat atau profil untuk mengelabui, di samping untuk faktor keindahan dalam
pemasangan.
Konstruksi Kuda-Kuda Baja
Kuda-kuda baja dengan bentang kecil sampai kuda-kuda bentang besar dapat
dilaksanakan. Berbeda dengan bahan kayu jika sudah bentang besar
mengalami kesulitan.
Bentuk kuda-kuda baja yang banyak dipakai antara lain:
– Kuda-kuda jerman
– Kuda-kuda inggris dengan diagonal tarik
– Kuda-kuda inggris dengan diagonal tekan
– Kuda-kuda belgia
– Kuda-kuda poloncean rangkap
– Kuda-kuda poloncean majemuk
– Kuda-kuda poloncean tunggal
– Kuda-kuda berpetak
– Kuda-kuda gergaji
– Kuda-kuda level
Perkuatan-perkuatan yang dipakai pada setiap pertemuan antara batangbatang
rangka kuda-kuda, biasanya:
– baut ——————— kurang kaku
– paku keling —————cukup kaku
– las ————————— kaku sekali
Penggunaan paku keling dan baut harus memenuhi syarat-syarat:
– Jarak minimum antara as paku keling dan as paku keling 3d
– Jarak minimum antara as baut dengan as baut senesar 31/2d
– Jarak maksimum antara as ke as (paku keling dan baut ) 7 d
– Jarak dari ujung profil ke as paku keling/baut minimum 11/2d
– d adalah garis tengah (paku keling/baut bagian ulir dalam)
– Setiap pertemuan antara profil dengan profil minimum 2 buah paku keling
atau baut dan maksimum setiap satu baris 5 buah
279
Jika menggunakan las sebagai penguat suatu konstruksi, pada pertemuan
las harus memenuhi syarat:
– Jika tebal las = a
– Panjang las minimum 40 mm atau 5–10 a
– Panjang las maksimum 40 a
– Tebal las maksimum diambil sama dengan tebal prodil yang disambung
dan yang paling tipis
Cara menggambar
Dalam menggambar konstruksi baja perlu mendapatkan perhatian tentang
garis sistem yaitu:
1. Garis sistim profil yang mempunyai bentuk profil yang simetris dipakai
garis beratnya
2. Garis sistem untuk profil yang tidak simetris, ada dua cara yaitu apabila
baut dan paku keling yang dipakai.
– Garis sistemnya dibuat pada garis berat profil
– Garis sistemnya dibuat tepat pada garis berat paku keling/baut
Pada gambar konstruksi baja bentuk-bentuk penguatnya digambarkan dengan
simbol-simbol sesuai dengan diameter penguat yang dipakai. Apabila
penguatnya dari las biasanya dengan kode arsiran dan diberi keterangan las.
Menggambar Konstruksi Penutup Atap
Atap merupakan perlindungan terhadap ruangan yang ada di bawahnya, yaitu
terhadap panas, hujan, angin, binatang buas, dan keamanan lainnya.
Bentuk dan macamnya tergantung dari pada sejarah peradabannya serta
perkembangan segi arsitekturnya maupun teknologinya.
Besarnya kemiringan atap tergantung pada bahan yang dipakai. Misalnya:
– Genteng biasa miring 30–35°
– Genteng istimewa miring 25–30°
– Sirap miring 25–40°
– Alang-alang atau umbia miring 40°
– Seng miring 20–25°
– Semen asbes gelombang miring 15– 25°
– Beton miring 1–2°
– Kaca miring 10–20°
Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh bahan penutup atap adalah:
– rapat air serta padat
– letaknya mantap tak mudah tergiling-guling
– tahan lama (awet)
– bobot ringan
– tidak mudah terbakar
JURAI
Pada atap perisai, pertemuan antara bidang atap yang merupakan garis miring
menyudut disebut jurai (bubungan miring).
Pertemuan dari kedua bidang yang menjorok ke dalam disebut dengan jurai
dalam atau jurai talang.
Apabila kita melihat suatu gambar tampak atas dari suatu rencana atap, maka
panjang jurai luar ataupun dalam belum merupakan suatu garis atau panjang
yang sebenarnya disini sangat penting sekali untuk memesan kayu yang
diperlukan untuk jurai tersebut.
Untuk mencari panjang sebenarnya dari balok jurai pada prinsipnya digunakan
dengan cara rebahan ataupun putaran seperti dalam pelajaran “ilmu proyeksi“.
JURAI DALAM
Jurai dalam keadaannya berlawanan dengan jurai luar. Pada jurai luar air
mengalir dari jurainya (meninggalkan) tetapi pada jurai dalam air justru mengalir
ke jurainya. Untuk itulah pada jurai dalam harus dipasangi talang. Konstruksi
jurai dalam prinsipnya sama dengan jurai luar.
Pemasangan balok diagonal (balok pincang) agak sulit sebab untuk mendapat
tumpuan kedua ujung balok pincang tidak mudah, jalan satu-satunya
disunatkan/dihubungkan dengan balok atap yang terdekat. Sedang untuk
menghindari kesulitan pertemuan antara kuda-kuda dan bagian bawah balok
jurai dalam, maka letak kuda-kuda digeser 20–25 cm dari sudut tembok.
Pada jurai dalam bobot penutup atap menekan gording-gording serta berusaha
untuk memisahkan, maka disini perlu tumpuan untuk mencegah hal tersebut.
Pada ujung gording dibuatkan pen pendek 1–1,5 cm setebal gording dan
lebarnya ½ lebar gording, kedua sisi samping jurai dibuat takikan berbentuk
jajaran genjang, pen menyesuaikan bentuk ini.
Diatas balok jurai dalam dipasang papan tebal 2 cm untuk alas seng yang
pada kedua sisinya dibatasi reng. Seng biasa digunakan ialah jenis BWG 32.
Papan talang dapat dipasang pada titik usuk atau rata ataupun di atas usuk
ataupun di atas usuk tanpa takik.
Menggambar Konstruksi Talang Horizontal
Yang perlu mendapatkan perhatian dalam pembuatan talang horizontal adalah
banyaknya air yang dapat ditampung sementara sebelum dialirkan kesaluran
melalui talang vertikal.
Kalau terjadi tidak dapat menampung volume air akan mengakibatkan
pelimpahan air ke dalam bangunan.
1. Sambungan merupakan dua buah kayu yang disambung hingga menjadi
panjang atau bertambah lebar.
2. Hubungan merupakan dua buah kayu yang dihubungkan satu sama lain hingga
membentuk satu benda atau bagian konstruksi dalam satu bidang dua dimensi
ataupun satu ruang tiga dimensi.
3. Secara garis besar sambungan dan hubungan konstruksi kayu dikelompokkan:
a. Sambungan arah memanjang
b. Sambungan arah melebar
c. Hubungan menyudut
4. Setiap jenis sambungan atau hubungan konstruksi kayu penempatannya
disesuaikan dengan fungsi dan sifat konstruksinya ditinjau dari gaya ataupun
momen yang mempengaruhinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar